Sejarah BlackBerry di Indonesia

Menengok kembali ke belakang, sekitar bulan Desember 2004, perangkat garapan RIM ini akhirnya resmi masuk ke pasar lokal untuk kali pertama.

Adalah operator Indosat dan perusahaan bernama Starhub yang membawa BlackBerry ke Indonesia. Seri BlackBerry pertama yang dibawa oleh Indosat adalah 7730 dan menawarkan layanan BlackBerry Enterprise Server.

Awalnya, Indosat hanya menargetkan BlackBerry untuk kalangan Corporate. Dalam waktu 3 bulan sejak muncul di Desember 2004, pelanggannya sudah lebih dari 300 perusahaan.

Beberapa bulan kemudian, barulah BlackBerry dilepas untuk kalangan individu dengan target pelanggan mencapai 5 ribu orang hingga akhir 2005.

Soal Starhub, perusahaan ini tak lain adalah rekanan BlackBerry di Indonesia dan menjadi bagian dari layanan teknis melalui operator Indosat. Namun di tahun 2006, Indosat memutuskan untuk menangani sendiri kerjasamanya dengan RIM.

Pasar BlackBerry di Indonesia semakin ramai dengan masuknya XL dan Telkomsel dalam persaingan. Hingga saat ini, BlackBerry masih menjadi andalan dari operator lokal untuk menggoda konsumen.

Meski sangat diminati, RIM belum mau membuat kantor perwakilan di Indonesia. Barulah pada tahun 2010, dan atas desakan dari pemerintah, sang produsen asal Kanada membangun 'markas' di Ibu Kota.

Popularitas BlackBerry di Tanah Air bisa dibilang semakin memuncak. Bahkan, kehadiran iPhone, Android, dan Windows Phone belum mampu menggesar tahta RIM di posisi teratas.

Meski BlackBerry tak lagi populer di luar negeri dan babak belur dihajar iPhone dan Android, pasar Indonesia masih sangat-sangat besar. Inilah yang membuat Indonesia menjadi salah satu 'mangsa utama' bagi RIM dalam memasarkan produknya.

Jika demikian, adakah potensi RIM akan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah saat meluncurkan BlackBerry 10 nanti? Kemungkinan besar tidak, mengingat mereka ingin merebut kembali pasar yang hilang, khususnya di AS. Walaupun begitu, Indonesia tetap masuk sebagai salah satu negara pertama yang akan menerima BlackBerry 10.